Artikel Smart ABA dan Smart BIT
Autisme Bit Ringkasan 09 Dari 17 Bit Terapi Usus Anti Jamur Dan Probiotik
AUTISME : Terapis usus
AUTISME : Anti jamur dan Probiotic
Artikel ini telah dibaca: 39819 kali » sejak 29 Mei 2013
Waktu terakhir dibaca: 13 September 2023 » Jam 11:40:53
Autisme Bit Ringkasan 09 Dari 17 Bit Terapi Usus Anti Jamur Dan Probiotik
AUTISME : Terapis usus
AUTISME : Anti jamur dan Probiotic
TERAPI USUS : ANTI JAMUR DAN PROBIOTIK
Dr. Rudy Sutadi, SpA, MARS, SPdI
(Dokter Spesiali Anak. Konsultan Autisme, Applied Behavior Analysis, dan Biomedical Intervention Therapy)
LATAR BELAKANG :
Usus manusia mengandung sejumlah besar bakteri. Bakteri usus 10x lebih banyak dibandingkan sel-sel pada seluruh tubuh.
Kebanyakan dari bakteri usus tersebut menguntungkan, dan membantu dalam mencerna makanan, keseimbangan cairan, dan membatasi pertumbuhan bakteri yang merugikan serta jamur.
Beberapa penyandang autisme memiliki jumlah yang sedikit rendah pada bakteri yang menguntungkan dan jumlah yang banyak pada bakteri yang merugikan serta jamur.
Bakteri yang merugikan dan jamur memproduksi toksin-toksin yang dapat sedemikian sangat mengganggu fungsi mental dan perilaku.
Alkohol hanya salah satu dari banyak toksin yang diproduksi oleh jamur, dan merupakan contoh bagus tentang toksin jamur yang dapat sedemikian sangat mengganggu perilaku.
Tampaknya cara terbaik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah dengan kombinasi diet anti jamur, obat-obat anti jamur dan probiotik (bakteria “baik”/menguntungkan). Hal tersebut dapat membantu menormalisasi fungsi usus.
TERAPI :
Diet Anti Fungal :
Jamur (yeast) “memakan” gula dan karbohidrat sederhana, sehingga penting untuk mengurangi atau menghindari makanan tersebut.
Juga bermanfaat untuk menghindari makanan yang mengandung jamur atau produk-produk jamur, termasuk jus buah, cuka (dalam ketchup dan makanan-makan lain), makanan-makanan dengan zat pelunak (roti, pizza, bagels, rolls), keju, dan mushrooms (yang merupakan jenis yeast/fungus).
Jangka Waktu Terapi : Dr. Sidney Baker menyarankan untuk mencoba selama 5-14 hari, kemudian diikuti paparan sejumlah besar untuk melihat apakah diet memperlihatkan perbedaan. Jika ya, maka lanjutkan untuk jangka waktu yang panjang.
Obat-obat Anti Jamur :
Terdapat obat-obat resep dan obat-obat non-resep, dan kadang perlu mencoba beberapa untuk mengetahui mana yang efektif untuk jenis (strain) dari yeast tertentu.
Nystatin adalah yang paling aman, karena tidak diserap oleh usus, tetapi banyak yeast yang saat ini sudah resisten terhadap Nystatin.
Diflucan, Sporanox, Lamisil, dan Nizoral merupakan alternatif dimana yeast jarang resisten terhadap mereka. Tetapi mereka diserap oleh usus dan bisa mengganggu fungsi hati, sehingga enzim-enzim hati perlu diperiksa setiap beberapa bulan jika digunakan dalam jangka waktu panjang.
Beberapa terapi antifungal yang non-resep yaitu capryllic acid, oregano concentrate, citrus seed extract, undecylenic acid, dan pau d’arco.
Terapi yang tidak umum adalah saccharomyces boulardi, yang merupakan yeast yang tidak berbahaya yang dapat membunuh yeast lain dan meningkatkan bakteri “baik”, tetapi akan hilang dalam beberapa minggu jika berhenti dikonsumsi, dan meninggalkan usus yang jadi sehat.
Jangka Waktu Terapi : Dr. Sidney Baker menyarankan mencoba secara serial setiap antifungal dosis tinggi selama 2-3 minggu, diikuti oleh antifungal lainnya sampai mendapatkan antifungal yang cocok.
Reaksi die-off : Ketika yeast terbunuh, mereka mengeluarkan seluruh toksin yang dikandungnya sekaligus. Hal ini dapat menyebabkan suatu reaksi “die-off” selama beberapa hari, kemudian diikuti oleh perbaikan saat toksin-toksin tersebut lenyap.
Probiotik :
Probiotik merupakan campuran dari satu jenis atau lebih bakteri “baik” yang normalnya terdapat di usus.
Banyak probiotik hanya mengandung beberapa juta Colony Forming Units (CFU) atau bahkan kurang, tetapi beberapa probiotik mengandung 30-75 juta CFU, dan beberapa probiotik dengan resep mengandung sampai 500 juta CFU.
Semakin tinggi dosis suatu produk, semakin mungkin untuk mencapai usus dan melakukan rekoloni dengan bakteri “baik”.
Jika tetap diperlukan probiotik dosis tinggi, hal ini mungkin disebabkan adanya pankreatitis atau disfungsi serius lainnya.
Jangka Waktu Terapi : Mula-mula gunakan dosis tinggi, dan kemudian pertimbangkan dosis pemeliharaan yang lebih rendah.
Testing : Suatu cara tes sederhana tetapi sangat bermanfaat adalah melihat pada tinja, karena setengah dari tinja adalah bakteri. Tinja akan berbentuk, dan warnanya menjadi agak coklat sampai coklat tua, dengan 1-3 kali buang air besar per hari.
Perhatian pada pemberian antibiotik : Satu seri antibiotik oral dapat membunuh hampir 99% bakteri “baik” usus, tetapi sama sekali tidak mempunyai pengaruh pada yeast atau banyak jenis bakteri “jahat”, yang kemudian berkembang-biak karena tidak adanya kompetisi dari bakteri “baik”.
Antibiotik oral sering menyebabkan pertumbuhan berlebihan dari bakteri “jahat” dan yeast, dan diperkirakan merupakan penyebab dari banyak masalah usus pada autisme.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penyandang autisme anak-anak merupakan pengguna antibiotik yang lebih banyak dibandingkan anak-anak umumnya pada beberapa tahun pertama kehidupan mereka.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM :
Comprehensive Digestive Stool Analysis (dilakukan oleh Great Smokies atau Doctor’s Data) dapat memperlihatkan beberapa jenis bakteri dan yeast yang abnormal dan normal.
Analisis sensitivitas dapat memperkirakan anti-fungal yang mana yang paling mungkin bermanfaat, tetapi sering cara terbaik yaitu dengan beberapa seri percobaan dari berbagai antifungal.
Urinary organic acid testing dapat dilakukan untuk memeriksa kadar tinggi abnormal pada metabolit-metabolit dari yeast, walau realibilitas dari tes ini agak kurang jelas.
EFEKTIVITAS TERAPI :
Efektivitas terapi berdasar penilaian oleh orangtua (Parent Rating) :
Jenis Obat // Memburuk // Tidak Ada Perubahan // Membaik // Jumlah Laporan
Diflucan (Antifungal) // 5% // 41% // 55% // 330
Nystatin (Antifungal) // 5% // 46% // 46% // 986
Antibiotik // 31% // 57% // 12% // 1799
PENELITIAN :
Suatu penelitian oleh Rosseneau dkk. menemukan bahwa 95% dari 80 penyandang autisme regresif dan konstipasi kronis secara kasar memiliki jumlah E. Coli 10.000 kali lebih banyak dibanding normal, dan banyak juga yang memiliki jumlah besar dari beberapa jenis bakteri Gram negatif aerobik (BGNA).
Suatu penelitian pengobatan selama 3 bulan pada 11 anak mendapatkan bahwa suatu antibiotik poten menyebabkan pemusnahan bakteri, dan terjadi perbaikan jelas atau bahkan penyembuhan total dari masalah usus, dan perbaikan besar pada perilaku.
Namun, ketika antibiotik dihentikan, BGNA muncul kembali dalam waktu sebulan, dan terjadi perburukan pada fungsi usus dan perilaku.
Penelitian serupa yang lebih kecil yang dilakukan oleh Sandler dkk. dengan antibiotik poten lainnya (Vancomycin) juga mendapatkan perbaikan sementara pada fungsi usus dan perilaku, dan perbaikan tersebut juga menghilang ketika pengobatan dihentikan.
(Sander et al., Short-term benefit from oral vancomycin treatment of regressive-onset autism. J Child Neurol 2000 Jul; 15(7):429-35).
Dua penelitian kecil oleh Finegold dkk mendapatkan suatu bukti terbatas pada bakteri anaerob abnormal, terutama peningkatan pada clostridia. Mereka tidak melakukan pemeriksaan untuk BGNA.
(Song Y, Liu C, Finegold SM. Real-time PCR quantification of clostridia in feces of autistic children. Appl Environ Microbiol. 2004 Nov; 70(11):6459-65.
Finegold et al, Gastrointestinal microflora studies in late-onset autism. Clin Infect Dis. 2002 Sep 1; 35 (Suppl 1):S6-S16).
Artikel ini juga bisa dibaca di kidaba.com