Artikel Smart ABA dan Smart BIT
Autisme Pubertas Pada Penyandang Autisme
Ayo bangkit kalahkan autisme
Ayo verbal, ayo sekolah reguler
Artikel ini telah dibaca: 14817 kali » sejak 13 Mei 2013
Waktu terakhir dibaca: 13 September 2023 » Jam 11:38:59
Autisme Pubertas Pada Penyandang Autisme
Ayo bangkit kalahkan autisme
Ayo verbal, ayo sekolah reguler
by : dr Rudy Sutadi, SpA, MARS, SPdI
Semua anak termasuk penyandang autisme, suatu saat akan mengalami pubertas, terlepas dari kemampuan sosial ataupun IQ nya.
Pada anak perempuan, pubertas dimulai pada umur sekitar 12 tahun, sedangkan pada lelaki dimulai pada umur sekitar 14 tahun, namun ada juga anak lelaki maupun perempuan yang lebih awal (usia 7-9 tahun) atau yang lebih telat (usia 17-18 tahun).
Pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan seks sekunder kemudian terjadi menstruasi pada perempuan dan ejakulasi pada lelaki.
Biasanya 2 tahun sebelum pubertas terjadi, diawali dengan pacu tumbuh yaitu anak tumbuh semakin tinggi dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, terjadi pertumbuhan bulu-bulu di ketiak dan daerah kemaluan, pada lelaki juga pada daerah muka. Pada perempuan terjadi pertumbuhan payudara, sedangkan pada lelaki tangan dan kaki membesar serta masa otot bertambah dan suara memberat.
Oleh karena kemungkinan terdapat masalah/kesulitan konsep-konsep bahasa pada anak autistik, maka dalam membicarakan bagian kemaluan anak, sebaiknya orangtua menggunakan istilah kedokteran sejak awal-awal. Oleh karena istilah-istilah sendiri yang digunakan untuk penis/vagina bisa jadi akan aneh jika terus digunakan oleh anak ketika mulai dewasa.
Orangtua harus menjadikan dirinya sebagai sumber informasi bagi anak, sehingga orangtua harus siap terhadap pertanyaan yang tidak disangka-sangka. Selalu menjawab dengan nada yang positif serta katakan bahwa pertanyaan mereka bagus. Pada beberapa hal orangtua bisa langsung menjawab, pada hal yang lain mungkin perlu menunda dengan misalnya mengatakan “jawabannya nanti ya setelah kita sampai di rumah”. Jika orangtua selalu bersikap positif, maka anak akan tidak segan-segan bertanya lagi pada kesempatan-kesempatan yang lain. Perlu diingat agar tetap menjawab secara langsung dan cukup mudah dimengerti, tetapi tidak perlu memberi informasi yang terlalu banyak atau berlebihan.
Orangtua yang mempunyai anak perempuan autistik, perlu mempersiapkan anak mereka dalam menghadapi menstruasi, dengan cara antara lain:
- Mulai ajarkan anak tentang cara dan tahap-tahap pemakaian pembalut
- Biasakan anak mengenakan pembalut secara teratur sebelum hari-H tersebut terjadi
- Beri pewarna makanan yang aman pada celana dalam dan/atau pembalut tersebut untuk menunjukkan apa yang akan terlihat saat menstruasi mulai terjadi.
- Ibu bisa mencontohkan cara dan tahap-tahap pemakaian dan penggantian pembalut, dan jika memungkinkan melibatkan juga anak perempuan yang tinggal serumah.
- Tandai dengan jelas permukaan pembalut yang menghadap ke celana dalam dan permukaan pembalut yang menghadap ke kemaluan, serta dimana letak/posisi pembalut pada celana dalamnya.
- Cobakanlah beberapa jenis pembalut yang berbeda ukurannya, kelembutannya, ketebalannya, mereknya, dan dengan sayap atau tanpa sayap.
- Buat jadwal visual mengenai kekerapan penggantian pembalut, dengan memperhatikan juga jadwal di sekolahnya. Atur jadwal penggantian pada jam-jam pergantian pelajaran dan pada jam-jam istirahat. Sedapat mungkin jadwal penggantian di sekolah maupun rumah sama, hal ini akan memudahkan anak.
- Jika perlu, belikan buku-buku yang dilengkapi dengan gambar-gambar, yang menerangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan menstruasi. Orangtua perlu mengenali anaknya, oleh karena bisa saja informasi yang berlebihan justru akan mengganggu anaknya.
- Mungkin ada baiknya juga untuk membuat perayaan kecil-kecilan saat hari-H tersebut dimulai.
Orangtua yang mempunyai anak autistik lelaki, perlu memperhatikan hal-hal berikut:
- Terangkan bahwa mimpi basah tidak sama dengan mengompol, oleh karena ada anak lelaki yang tidak ingin mengecewakan orangtuanya karena dia sudah besar sehingga tidak pantas bila masih mengompol.
- Jangan bereaksi berlebihan ataupun malah tidak bereaksi, karena anak mungkin belum faham apa yang terjadi saat mimpi basah, ganti sprei anak atau bantu anak untuk melakukan penggantian sprei.
- Terangkan dengan suara yang tenang tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pubertas, termasuk juga tentang mimpi basah.
- Belikan buku-buku yang sesuai, lebih baik lagi jika dilengkapi dengan gambar-gambar.
Untuk itulah kita berusaha efektif dan optimal agar anak autistik kita verbal, agar bisa mengkomunikasi hal hal yang terkait pubertas
Artikel ini juga bisa dibaca di kidaba.com