Artikel Smart ABA dan Smart BIT
Perceraian Pada Keluarga Yang Mempunyai Anak Autistik
Dr. Rudy Sutadi, SpA, MARS, SPdI
Dokter Spesialis Anak. Konsultan Ahli Autisme, ABA & BIT
(Applied Behavior Analysis dan Biomedical Intervention Therapy)
Artikel ini telah dibaca: 21962 kali » sejak 07 Juli 2011
Waktu terakhir dibaca: 13 September 2023 » Jam 11:35:43
Perceraian Pada Keluarga Yang Mempunyai Anak Autistik
Dr. Rudy Sutadi, SpA, MARS, SPdI
Dokter Spesialis Anak. Konsultan Ahli Autisme, ABA & BIT
(Applied Behavior Analysis dan Biomedical Intervention Therapy)
Suatu penelitian lainnya lagi menunjukkan bahwa salah satu hal tersering yang menjadi penyebab perceraian pada orangtua yang mempunyai anak autistik, adalah kekurang/ketidak mampuan dari salah satu orangtua atau keduanya dalam mengatasi stress yang tinggi dan berkelanjutan terhadap adanya anak autistik, yang bersumber antara lain karena adanya kekuatiran masa depan anak, merasa terasing di dunia ini, tidak mampu menangani anak, masalah/tekanan ekonomi dan keuangan untuk biaya terapi, terjebaknya dalam satu fase penyesuaian (coping mechanism), kurangnya waktu untuk diri pribadi sendiri, reaksi dari saudara kandung anak autistik serta anggota keluarga lainnya, dan lain sebagainya.
Oleh karena berbagai hal tersebut, akan terjadi kerapuhan hubungan antara suami-isteri, ataupun memperparah kerapuhan atau bibit-bibit kerapuhan yang sebenarnya sudah ada. Hal yang sering terjadi adalah adanya orang ketiga atau bahkan ketiga dan keempat, yaitu adanya pria/wanita lain atau keduanya (pria dan wanita) yang masuk ke dalam kehidupan suami/istri/keduanya, yang mungkin dimulai dengan curhat serta perhatian serta kedekatan dan kehangatan yang tidak didapat dari suami/istri mereka.
Untuk menghindari terjadinya hal tersebut, sebenarnya sudah ada pegangannya, yaitu larangan ALLAH SWT untuk jangan mendekati zinah, yaitu dengan menutup jalan ke arah itu, yaitu dengan menjaga pandangan serta kemaluan. Selain itu, jangan berduaan (berkhalwat) oleh karena akan menjadi bertiga dengan setan yang akan menggoda serta telah berhasil menggelincirkan jutaan/miliaran manusia sejak jaman Adam a.s.
Ingatlah seperti kata bang napi setiap selesai suatu acara berita di satu stasiun TV, bahwa “kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat dari pelakunya, tetapi juga oleh karena ada kesempatan, waspadalah, waspadalah!â€. Nah, tutuplah kesempatan itu, jangan beri setan kesempatan untuk menggelincirkan kita. Berduaan tidak hanya terbatas pada suami dengan sekretaris perempuannya saja misalnya, tetapi juga antara istri dengan supir pribadinya yang pria. Perselingkuhan antara suami dengan sekretarisnya mungkin sudah sering kita dengar, tetapi secara akal sehat mungkin sangat sulit dicerna bahwa akan terjadi perselingkuhan antara sang nyonya dengan supirnya, tetapi hal ini bukan tidak mungkin terjadi, oleh karena sudah ada contoh-contohnya yang pernah terjadi, dan itulah buah dari tidak diindahkannya perintah.larangan yang telah digariskan olehNYA.
Artikel ini juga bisa dibaca di kidaba.com