Artikel Smart ABA dan Smart BIT
Terapi Ivig Ivgg Untuk Autisme
Dr. Rudy Sutadi, SpA, MARS, SPdI
Dokter Spesialis Anak. Konsultan Ahli Autisme, ABA & BIT
(Applied Behavior Analysis dan Biomedical Intervention Therapy)
Artikel ini telah dibaca: 97273 kali » sejak 07 Juli 2011
Waktu terakhir dibaca: 13 September 2023 » Jam 12:22:20
Terapi Ivig Ivgg Untuk Autisme
Dr. Rudy Sutadi, SpA, MARS, SPdI
Dokter Spesialis Anak. Konsultan Ahli Autisme, ABA & BIT
(Applied Behavior Analysis dan Biomedical Intervention Therapy)
1. Apakah yang dimaksud dengan terapi IVIG untuk penyandang Autis.
2. Di manakah di Indonesia yang bisa melakukan terapi ini?
3. Berapa biayanya? (karena sering disebutkan bahwa terapi ini MAHAL)
4. Evaluasi sistem imun apa yang harus dilakukan sebelumnya?
Zuhdi Setiadi-Semarang
JAWAB:
Terapi IVIG/IVGG (Intra Venous Immunoglobulin-G / Intra Venous Gamma Globulin) pada penyandang autisme, yaitu pemberian sejumlah besar dosis Imunoglobulin-G / Gama Globulin (zat kekebalan yang terdapat dalam darah) pada penyandang autisme yang diberikan secara infus kedalam vena (pembuluh darah balik).
Dasar pemberian ini adalah untuk menterapi masalah otoimun di otak penyandang autisme yang terjadi akibat reaksi otoimun yang dikaitkan dengan akibat pemberian imunisasi Campak (Measles) dan atau MMR (Measles, Mumps, dan Rubella).
Reaksi otoimun, yaitu suatu reaksi tubuh yang abnormal terhadap suatu zat yang masuk kedalam tubuh, dalam hal ini yaitu vaksin Campak/MMR.
Normalnya tubuh membentuk suatu zat anti (kekebalan/imun) terhadap vaksin tersebut, namun pada kondisi otoimun, zat kekebalan yang terbentuk justru merugikan tubuh yaitu dengan menyerang/merusak sarung myelin (MBP= Myelin Basic Protein) yang menyelimuti serabut-serabut sel-sel syaraf otak (neurit/dendrit pada neuron).
Sarung myelin ini ibarat insulator karet/plastik pada kabel listrik, sehingga jika rusak maka akan mengganggu hantaran listrik pada serabut-serabut syaraf otak (yang menyerupai kabel fiber-optic). Kerusakan ini bisa dideteksi dengan melakukan pemeriksaan darah untuk brain-autoimmune.
Di Amerika, pemberian IVIG untuk autisme dilakukan di klinik ataupun rumah sakit. Di Indonesia, bisa dilakukan di rumah sakit mana saja dengan mengikuti protokol yang sudah ada, bila diperlukan dapat dengan bimbingan dari saya.
Salah satu kendala utama pemberian terapi IVIG adalah biaya yang mahal, oleh karena diberikan dalam dosis yang cukup besar yaitu 800 mg per kilogram berat bedan anak. Jadi untuk Haydar dengan berat badan 15 kg, dibutuhkan Imunoglobulin G sebanyak 12.000 mg (= 12 gram). Dengan harga 1 gram imunoglobulin G yang berkisar sekitar 1-2 juta rupiah, maka dibutuhkan dana sekitar 15 juta rupiah tiap bulannya.
Terapi IVIG ini diberikan setiap 4 minggu sekali. Pada beberapa kasus, pemberian pertama/kedua saja sudah menampakkan perkembangan yang luar biasa, yaitu terjadi lonjakan bicara dan kemampuan belajar.
Namun umumnya efek perbaikan mulai tampak setelah pemberian keempat sampai keenam.
Jika belum terlihat perkembangan, terapi dicoba diteruskan sampai paling tidak sebanyak 10 kali.
Tentunya efek terbaik jika diberikan secara sedini mungkin, semakin dini maka hasilnya akan semakin baik.
Jika tampak terjadi perbaikan, maka terapi dilanjutkan sampai secara klinis tidak lagi terlihat perkembangan/perbaikan yang signifikan (nyata/tampak jelas), namun tentunya evaluasi laboratoris juga dapat mendukung hal ini.
Sebelum dilakukan terapi IVIG/IVGG dalam dosis besar ini, perlu dilakukan pemeriksaan imunoglobulin A. Jika hasil pemeriksaan imunoglobulin A terdapat kadar yang rendah, maka terapi IVIG harus dilakukan dengan ekstra hati-hati terhadap kemungkinan terjadinya reaksi anafilaksis saat pemberian imunoglobulin G ini.
Artikel ini juga bisa dibaca di kidaba.com